Home » , » Simulasi Hadapi Gempa : Jepang

Simulasi Hadapi Gempa : Jepang

Ditulis Oleh : Rahmayanti Helmi Yanuariadi*

              Di Jepang, siapapun dianjurkan untuk mengetahui bagaimana menghadapi gempa bumi, kebakaran, asap pekat, hujan badai. Latihan menghadapi bencana ini  bisa diikuti oleh grup, sekolah, karyawan, bahkan individu jika tidak memiliki grup, dengan mendaftarkan diri ke Life Safety Learning Center, lembaga yang khusus mengurusi hal ini di Asakusa Honjo Bosaikan, Tokyo Fire Department.  Latihan ini biasanya dilakukan secara periodik.

             Saya mengikuti simulasi ini ketika menjadi murid di sekolah bahasa Jepang di Naganuma, Shibuya-Tokyo. Kami diwajibkan mengikuti kegiatan ini.  Setiap orang harus tahu di mana tempat/lapangan evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Jadi, suatu hari diacarakan, sengaja seluruh murid berkelompok berjalan meninjau tempat evakuasi itu, agar jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu, tahu kemana tempat menyelamatkan diri.

              Honjo Bosaikan ini terdiri dari empat lantai: lantai 1 adalah tempat simulasi gempa bumi, lantai 2 tempat latihan bagaimana menghadapi jika  berada di ruangan berasap (jika terjadi kebakaran), latihan memadamkan kebakaran, latihan bagaimanan menyelamatkan orang lain, lantai 3 tempat latihan bagaimana menghadapi hujan badai, dan lantai 4 theater untuk melihat bagaimana penanganan bencana.

              Di ruangan earthquake simulator, ini adalah sebuah ruangan 3 x 3,5 m seperti di rumah kita. Ada meja makan, kursi, ada lemari, buffet, lampu. Empat orang masuk ke ruangan itu; setelah 10 detik berselang, tiba-tiba ruangan dibuat bergerak kencang dengan intensitas gempa 7,0. dengan tipe guncangan horizontal dan vertical. Dikatakan tipe ini seperti yang terjadi dalam kehidupan nyata.

             Yang diajarkan, jika terjadi gempa, berlindunglah di  bawah kolong meja, dengan membawa apa saja yang bisa melindungi kepala, apakah bantal, atau benda apa saja yang kuat untuk melindungi kepala dari sesuatu yang kira-kira akan menimpa. Tidak ada batasan meja harus terbuat dari apa. Intinya kita melindungi diri dari benturan benda-benda keras yang jatuh atau menimpa kita.

              Karena itu dianjurkan agar rumah-rumah tidak memajang lemari terlalu tinggi, lemari-lemari pun harus terpaku ke tembok. Pintu lemari juga dipsikirkan yang aman penguncinya, dengan perhitungan jika terjadi gempa, barang-barang tidak meluncur keluar. Di apartemen di Jepang, di rancang lemari tanam dengan sliding door atau pintu lipat, di samping juga untuk hemat ruangan.

             Latihan menghadapi bencana ini tidak pernah berhenti dilakukan masyarakat, sekolah, komunitas, dan perkantoran. Contohnya, salah satu yang tercatat pada tahun 2007, di Tokyo diselenggarakan latihan yang diikuti sekira 600 ribu warga dalam rangka memperingati 84 tahun gempa berkekuatan 6,8 SR terjadi di Tokyo 1 september 1923 yang mengakibatkan korban tewas lebih dari 140.000 orang. Juga pernah dilakukan simulasi gempa bumi di Big Sight International Exhibition Center di Tokyo pada festival Shobo Dezome. Setiap tahun ajaran barupun, secara periodik, sekolah-sekolah selalu melakukan latihan simulasi menghadapi bencana di Life Safety Learning Center. Yang jelas, meskipun berkali-kali latihan dilakukan, dan pesertanya pun sudah pernah mendapat pelatihan, tetap saja pelatihan hadapi bencana diagendakan. Yang sudah pernah mengetahui boleh tidak mengikuti pelatihan jadwal berikutnya.

Yokohama,15 Maret 2011. (Tulisan asli, sebelum diedit). Telah dimuat di Koran Tempo, 18 Maret 2011.

0 comments:

Post a Comment