Home » , » Tahun Penuh Dusta Masihkah Ada Asa Tersisa

Tahun Penuh Dusta Masihkah Ada Asa Tersisa

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai jalannya pemerintahan sepanjang 2011 ini dipenuhi dengan dusta yang dilakukan oleh para pemangku negara.

"PP Muhammadiyah melihat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada 2011 ini penuh dusta. Banyak pendustaan di dalam berbangsa dan bernegara, terutama dari para pemangku negara," kata Din dalam sambutannya pada Refleksi Akhir Tahun "Tahun Penuh Dusta Masihkah Ada Asa Tersisa" di PP Muhammadiyah.

Menurut dia, bangsa Indonesia yang besar dan memiliki sumber daya alam yang melimpah dijual oleh pengusaha asing. Bahkan, sengaja direkayasa melalui korupsi yang dikelola oleh negara melalui kebijakan atau UU yang implikatif.

"Namun, ketika ada masalah, sering para pemimpin negara ini lari dari masalah atau merasa tidak ada masalah. Mungkin merasa ada legitimasi yang lebih besar sehingga terjadi penumpukan masalah," katanya.
Din menilai jika persoalan yang ada tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka dikhawatirkan akan menjadi masalah yang semakin kronis.

"Jalan keluarnya adalah ledakan dahsyat dari komandan tertinggi bangsa ini. Tapi sayang, big bang itu tidak bisa dilaksanakan. Saya khawatir big bang itu datangnya dari bawah," ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah masih punya harapan untuk memperbaikinya karena masih ada jalan untuk mencari solusi.

"Memang asa masih tersisa, maka marilah kita kumpulkan asa secara bersama-sama agar kita bisa mengatasi masalah besar sekalipun," ucap Din.

Di tempat yang sama, mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi menilai, pada situasi saat ini terjadi keterbalikan paradigma yang wajar, baik dalam bidang hukum, politik, ekonomi, pendidikan, maupun budaya.

"Dalam bidang hukum, banyak sarjana hukum yang mendapatkan hukuman (penjara). Hal ini disebabkan karena tidak adanya 'fakultas' keadilan. Mereka bisa menjual beli hukum," katanya.

Di bidang ekonomi yang seharusnya memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, mengapa justru terbalik menjadi pemerasan. Begitu pun bidang pendidikan, tidak ada keteladanan.

Hadir dalam acara itu, di antaranya, Wakil Ketua DPD Laode Ida dan pengamat politik dari LIPI, Ikrar Nusa Bakti.

0 comments:

Post a Comment