Cruyff bilang "karier Mourinho habis" Jelas, musim ini Jose Mourinho memang gagal total. Dan selepas gagal mempersembahkan gelar bagi Real Madrid, dia bahkan dinilai akan kesulitan kembali merengkuh gelar dalam karier selanjutnya. Demikian opini legenda Barcelona, Johan Cruyff, dalam kolom mingguan yang dtuliskannya di surat kabar Belanda, 'De Telegraaf'.
Sebagaimana diketahui, pelatih asal Portugal itu telah 'dipergikan' Madrid setelah tiga musim berada di Santiago Bernabeu. "Perpisahan" Mourinho terasa menyakitkan. Selain diwarnai ketidakharmonisan dengan pemain, ia gagal mempersembahkan gelar bagi El Real pada musim ini.
Kegagalan itu menjadi noda hitam dalam karier Mourinho, mengingat dia sebelumnya selalu berhasil meraih gelar pada setiap musim.
"Mourinho menunjuk jarinya kepada setiap orang di sekelilingnya ketika ada hal yang salah (atau ketika dia gagal, Red). Bahkan kini, dia membuat orang saling berlawanan dengan orang lain di klub," tulis Cruyff.
Dia berujar lagi: "Dia memiliki dendam pribadi dengan mengorbankan ikon klub. Hal itu tidak bekerja dalam sepak bola karena itu merusak moral tim. Itu salah satu alasan mengapa Madrid gagal meraih kesuksesan dan saya tidak berpikir Mourinho akan meraih apa pun di masa depan".
Di berbagai situs, termasuk di Indonesia, ketika tulisan ini dilansir, mayoritas 'penggila bola' menyatakan setuju dengan pendapat Johan Cruyff.
Tengok saja dua pendapat 'kaum penggila' itu seperti dirilis 'kompas.com' dan terpantau SOLUSInews:
".....sy suka sepakbola indah dilapangan, menang = bonus. sy bukan penggemar acara 'selebritis' dgn komen2 suka hati. sy setuju cruyff. pdapat cruyff = 51% benar. hanya piala dunia saja yg dia tidak punya tetapi cruyff wariskan kpd dunia (pendekatan) sepakbola indah "TIKI TAKA". peace on earth...."
"....Mourinho keahliannya hanya ngumpulin pemain2 hebat lalu dia tinggal tenang aja memerintah, marahin pemain, kalau tidak senang tdk dipakai jadi dia itu tepatnya disebut seorang manager bukan pelatih. kalau pelatih harus bisa memadukan jiwa seluruh pemain maupun pelatih maka akan sukses......"
Sebagaimana diketahui, pelatih asal Portugal itu telah 'dipergikan' Madrid setelah tiga musim berada di Santiago Bernabeu. "Perpisahan" Mourinho terasa menyakitkan. Selain diwarnai ketidakharmonisan dengan pemain, ia gagal mempersembahkan gelar bagi El Real pada musim ini.
Kegagalan itu menjadi noda hitam dalam karier Mourinho, mengingat dia sebelumnya selalu berhasil meraih gelar pada setiap musim.
"Mourinho menunjuk jarinya kepada setiap orang di sekelilingnya ketika ada hal yang salah (atau ketika dia gagal, Red). Bahkan kini, dia membuat orang saling berlawanan dengan orang lain di klub," tulis Cruyff.
Dia berujar lagi: "Dia memiliki dendam pribadi dengan mengorbankan ikon klub. Hal itu tidak bekerja dalam sepak bola karena itu merusak moral tim. Itu salah satu alasan mengapa Madrid gagal meraih kesuksesan dan saya tidak berpikir Mourinho akan meraih apa pun di masa depan".
Di berbagai situs, termasuk di Indonesia, ketika tulisan ini dilansir, mayoritas 'penggila bola' menyatakan setuju dengan pendapat Johan Cruyff.
Tengok saja dua pendapat 'kaum penggila' itu seperti dirilis 'kompas.com' dan terpantau SOLUSInews:
".....sy suka sepakbola indah dilapangan, menang = bonus. sy bukan penggemar acara 'selebritis' dgn komen2 suka hati. sy setuju cruyff. pdapat cruyff = 51% benar. hanya piala dunia saja yg dia tidak punya tetapi cruyff wariskan kpd dunia (pendekatan) sepakbola indah "TIKI TAKA". peace on earth...."
"....Mourinho keahliannya hanya ngumpulin pemain2 hebat lalu dia tinggal tenang aja memerintah, marahin pemain, kalau tidak senang tdk dipakai jadi dia itu tepatnya disebut seorang manager bukan pelatih. kalau pelatih harus bisa memadukan jiwa seluruh pemain maupun pelatih maka akan sukses......"
0 comments:
Post a Comment