“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (QS. Al Anfal: 2).
Manusia termasuk makhluk yang banyak mendapat panggilan dari Allah. Mulai dari panggilan untuk hidup di dunia ini, panggilan untuk shalat pada waktunya, panggilan untuk berhaji pada bulannya, panggilan untuk mati untuk kembali ke alam baka, hingga panggilan di hari pengadilan di akhirat kelak untuk diadili. Namun kenyataannya, tidak semua panggilan itu dipenuhi sebahagian manusia, terutama panggilan untuk melaksanakan ibadah shalat melalui azan.
Padahal menurut para ulama, walaupun dikumandangkan oleh manusia, azan sebenarnya merupakan panggilan dari Allah. Lafaznya yang sama di seluruh dunia, meskipun manusia memiliki berbagai macam bahasa. Manusia-manusia beriman di belahan bumi manapun berada, akan tersentuh hatinya dan bertambah keimanannya tatkala mendengarnya. Hati menjadi bergetar untuk segera bangkit untuk menyucikan diri untuk segera menghadapNya tanpa perantaraan. Dan bahkan ada rasa penyesalan bila tak sempat memenuhinya.
Bila ada yang tak tersentuh, atau bahkan merasa jengkel tatkala suara azan bergema, maka itu bisa jadi suatu pertanda bahwa hatinya telah menjadi keras, sempit, dan gelap. Hati yang seperti ini tak akan mampu lagi menampung kebenaran atau panggilan-panggilan untuk menuju kepada kebenaran. Makanya, timbul rasa berat untuk bangkit dari tempat duduk atau tempat tidurnya, meskipun untuk menghadap Allah. Bila hati orang beriman bergetar tatkala mendengar nama Allah, maka yang tak bergetar tentunya adalah orang yang sebaliknya.
Tapi perlu diingat bahwa panggilan ini akan memberi pengaruh besar terhadap panggilan-panggilan yang mesti dipenuhi selanjutnya. Yaitu, panggilan untuk kematian yang datangnya tak disangka-sangka dan panggilan di akhirat kelak.
Manusia termasuk makhluk yang banyak mendapat panggilan dari Allah. Mulai dari panggilan untuk hidup di dunia ini, panggilan untuk shalat pada waktunya, panggilan untuk berhaji pada bulannya, panggilan untuk mati untuk kembali ke alam baka, hingga panggilan di hari pengadilan di akhirat kelak untuk diadili. Namun kenyataannya, tidak semua panggilan itu dipenuhi sebahagian manusia, terutama panggilan untuk melaksanakan ibadah shalat melalui azan.
Padahal menurut para ulama, walaupun dikumandangkan oleh manusia, azan sebenarnya merupakan panggilan dari Allah. Lafaznya yang sama di seluruh dunia, meskipun manusia memiliki berbagai macam bahasa. Manusia-manusia beriman di belahan bumi manapun berada, akan tersentuh hatinya dan bertambah keimanannya tatkala mendengarnya. Hati menjadi bergetar untuk segera bangkit untuk menyucikan diri untuk segera menghadapNya tanpa perantaraan. Dan bahkan ada rasa penyesalan bila tak sempat memenuhinya.
Bila ada yang tak tersentuh, atau bahkan merasa jengkel tatkala suara azan bergema, maka itu bisa jadi suatu pertanda bahwa hatinya telah menjadi keras, sempit, dan gelap. Hati yang seperti ini tak akan mampu lagi menampung kebenaran atau panggilan-panggilan untuk menuju kepada kebenaran. Makanya, timbul rasa berat untuk bangkit dari tempat duduk atau tempat tidurnya, meskipun untuk menghadap Allah. Bila hati orang beriman bergetar tatkala mendengar nama Allah, maka yang tak bergetar tentunya adalah orang yang sebaliknya.
Tapi perlu diingat bahwa panggilan ini akan memberi pengaruh besar terhadap panggilan-panggilan yang mesti dipenuhi selanjutnya. Yaitu, panggilan untuk kematian yang datangnya tak disangka-sangka dan panggilan di akhirat kelak.
0 comments:
Post a Comment