Pada era penjajahan Belanda, Kota Bandung dikenal dengan julukan
Paris van Java. Namun, sekarang, keindahan Bandung tidak lagi berbekas.
Hanya kemacetan, kesemrawutan, dan kekumuhan yang bisa didapat ketika
menginjakkan kaki ke Kota Kembang.
Atas dasar itu, calon wali kota Bandung, Ridwan Kamil tergerak untuk
melakukan perubahan. Bergandengan dengan Oded M Danial, pasangan yang
diusung PKS dan Gerindra itu memiliki optimisme untuk bisa menang dalam
pemilihan pada 23 Juni mendatang.
Ia menilai, kalau rezim lama terus berkuasa, segenap masalah di
Bandung tidak akan selesai. Karena konsep pembangunan yang selama ini
diusung pemda hanya sekadar rutinitas tanpa menyentuh inti persoalan.
"Bandung butuh revolusi. Kalau pertarungan ini bisa dimenangkan, kita
melakukan pencerahan," kata Ridwan saat berkunjung ke Harian Republika, Selasa (21/5).
Menurut dia, perubahan selalu di tangan pemuda. Karena itu, ia yakin bakal ada revolusi pembangunan di Bandung pada 2013.
Arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakan, masalah
Bandung sudah sangat kompleks. Misalnya, populasi warga Bandung sebanyak
2,4 jiwa. Setiap harinya mereka menghasilkan sampah rumah tangga yang
masih dikelola secara konvensional.
Alhasil, di berbagai sudut kota, terlihat tumpukan sampah menggunung.
Belum lagi banyak titik jalan berlubang yang dibiarkan tidak ditambal
lantaran menunggu proyek setiap setahun sekali. Beberapa masalah itu membuat Ridwan tergerak untuk menciptakan
inovasi agar peradaban Bandung bisa pulih. "Penanganan macet tetap
menjadi prioritas," katanya.
Ia juga ingin mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis kampung yang
mengandalkan kreativitas karya warga. Selain itu, penambahan ruang
terbuka hijau (RTH) dari 10 persen menjadi 30 persen menjadi salah satu
harapan yang ingin diwujudkannya agar Bandung menjadi kota beradab.
Berdasarkan pengamatannya, Pemkot Bandung tidak pernah menciptakan
inovasi, hanya terlihat sibuk menjalankan program rutin. Pola pikir
pemerintah hanya berorientasi untuk menghabiskan anggaran.
Contoh konkretnya soal dana bantuan sosial. Karena itu, ia tidak
kaget ketika KPK memeriksa wali kota Bandung terkait penggunaan APBD.
"Membangun Bandung itu membangun peradaban, bukan hanya proyek."
0 comments:
Post a Comment